OH MY G, J? WHO IS HE?
Temanku yang inisialnya J itu cuma Jeremy, Jason, Jonathan, Jeff, sama Jimmy, dan mereka pun cuma temen satu angkatan. Satu-satunya yang deket sama aku ya cuma Jeremy, tapi kan dia deketnya sama Kenya. Tapi..gak ada salahnya kan kalo aku berharap bunga ini dari Jeremy?
Emang sih akhir-akhir ini Jeremy sering ngasih kabar, tapi..Aku gak mau baper, siapa tau dia cuma iseng atau mau bikin PHP aja.
***
Jeremy Johnson: Pagi cantik
Aura Putri: Pagi Jeremy, ada apa pagi-pagi?
Jeremy johnson: Gak ada apa-apa. Emangnya gak boleh nge-line kamu?
Aura Putri: Boleh kok..
Jeremy Johnson: Kamu ada acara gak hari ini?
Aura Putri: Gak ada, kenapa?
Jeremy Johnson: Kita makan yuk, aku pengen jalan sama kamu.
Aura Putri: Tapi aku gak punya uang.
Jeremy Johnson: Nanti aku yang bayar, tenang aja.
Aura Putri: Serius?
Jeremy Johnson: Iya serius. Yaudah sekarang kamu dandan yang cantik ya, nanti aku jemput di rumah kamu. Bye.
Aura Putri: Bye..
What the F?? SERIUS?? JEREMY NGAJAK JALAN?? YA AMPUNNN SENENG BINGGOOOOOWWW, AH NGEFLY.
Aku bersiap-siap secantik mungkin tanpa perlu berdandan terlalu menor karena aku tidak cocok berdandan.
Tidak sampai 1 jam, Jeremy sudah sampai di rumah, Ia berpamitan dengan orang tuaku lalu kami pergi menuju Mall yang mewah.
"Kamu mau makan apa Ra?" tanya nya lembut.
"Emm bebas deh"
"Nanti kalo aku yang pilihin takutnya kamu gak suka"
"Kalo gitu aku mau nasi goreng cumi aja deh"
"Minumnya?"
"Milkshake coklat"
"Oke"
Sambil menunggu pesanan datang, aku dan Jeremy saling berusaha mencari topik pembicaraan. Maklum, ini kali pertama kami nge-date berdua, sebelumnya sih emang gak pernah.
Aku hanya bisa tertawa garing ketika jeremy memberikan lelucon-lelucon ringan, aku menghargai itu.
"Kalo di liat-liat kamu cantik juga ya Ra" Pandangannya berubah.
"Ah biasa aja" pipiku memanas.
"Ih serius tau, apalagi kalo kamu lagi blushing kayak gitu, cantiknya makin nambah"
"Haha..bisa aja. Tuh makanannya udah dateng" Aku sangat canggung, bukannya ke geeran, tapi karena pada saat ini aku di hadapkan dengan Christopher Jeremy Johnson, cowok Most Wanted di sekolah.
"Mukanya tegang banget, selow aja kali neng"
What?
"Ah, nggak kok, aku biasa aja. Oh ya, aku mau nanya, boleh?"
"Wani piro?"
"Oh gitu, okey" Aku menarik sudut bibir ku ke bawah.
"Ahaha boleh kok, nanya apa?" Mata biru nya yang indah kini terlihat jelas, gantengnya.. eh?
"Kenapa kamu gak pacaran sama Kenya?" Aku penasaran dengan hubungan Jeremy dan Kenya.
"Aku tau, Kenya emang cantik, tapi.." wajahnya tertunduk
"Tapi apa?" Aku melihatnya lebih dalam tepat di belakang retinanya.
"Jujur, semenjak kita sering presentasi bareng, kalo aku liat senyum kamu kayak nya 'wow' gitu" Kini pandangannya sangat tulus seperti anak kecil yang tidak berdosa.
Wait, what? 'wow'?
"Maksud kamu apa?" aku mengerutkan dahiku.
"Ah, nggak kok, bukan apa-apa. Oh ya, aku mau ceritan nih. Semalem aku dapet paket..."
DEG..
"....pas aku buka, isinya mawar merah, baguuss banget"
a little bit happiness in my life.
"Oh ya? Dari siapa?" Aku memasang tapapan itu-dari-gue!
"Tulisannya sih from secret admirer"
"Wahhh...so sweet, tapi ya wajar aja sih, orang kayak kamu fans nya banyak. Hmm.." Mataku memandang sekitar.
"Ada apa Aura?" Telapak tangannya yang halus menyentuh punggung tanganku.
"Aku juga kemarin dapet kiriman bunga mawar, sendernya nulis 'Love: J', apa itu kamu?" Adrenalinku mengalir deras hingga rasanya jantungku mau copot.
"Mawar merah?" Dahinya mengkerut.
"Forget it" Aku melanjutkan makanku tanpa ingin melanjutkan perbincangan tadi.
Usai makan, Jeremy mengajakku berbelanja sebentar. Ia membelikanku 1 casual dress dan 1 wedges. Aku berterima kasih.
Tidak sampai adzan magrib aku sudah sampai di rumah. Ibu hanya tersenyum melihat aku yang kini tengah dekat dengan cowok yang super ganteng.
'Apa dia suka sama gue? Ah masa sih, masih banyak yang lebih cantik dari gue' Kataku sambil menatap cerminan diri ku. Oh please. Buluk banget.
Bunga mawar!
Aku lupa menaruhnya dimana, ya ampun, teledor banget. Sejurus kemudian pandanganku tertuju pada box berwarna pink. Aku rasa ini box kado yang kemarin. Damn. Ternyata disini, buang-buang tenaga. Aku memasukan ujung tangkai bunga mawar ini ke dalam vas bunga kecil yang sebelumnya tidak pernah di pakai.
***
"The Most Wanted sekolah kita, Jeremy Johnson kini tengah dekat dengan teman sekelasnya sendiri; Citrus Aurantifolia Putri."
Apa-apaan nih? Siapa yang berani pasang gosip murahan kayak gini?
Aku merobek kertas tersebut dari mading sekolah, kurang ajar. Tapi aku rasa satu sekolah udah baca gosip basi beginian. Pasti orang ini sirik sama aku.
Berjalan di koridor, aku melihat fans-fans Jeremy sedang memelototi ku layaknya buronan yang baru keluar dari penjara. Pertanyaan-pertanyaan itu mulai memenuhi otakku.
"Kapan lo jadian sama Jeremy?"
"Kok bisa Jeremy suka sama lo? Padahal kan selama ini Kenya yang deket sama Jeremy?"
"Eh! Inget ya, lo anak baru di sini tapi udah berani macem-macem!"
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku saat semua fans Jeremy, bahkan kakak kelas yang fans nya Jeremy pun melabrakku. Fathar...lo dimana?
"Aura!"
Yang dipanggil menoleh.
"Fatharrrr, gue mau cerita sama lo" Rengekku manja.
"Yaudah cepet, mumpung sepi"
"Sorry ya gue gak cerita sama lo kemaren kalo gue jalan sama Jeremy.. Kemaren pagi-pagi banget dia nge-line gue Thar, dia ngajak gue jalan, belanja juga, trs abis itu gue gak kontakan sama dia lagi, eh pas tadi pagi gue baru aja masuk gerbang, ada berita baru di mading, tau nya ada gosip gue sama Jeremy Thar...bener kan kata gue, aduhh gue ngeri sama Kenya nih Thar, gue harus gimanaaa? Help meee"
"Tenang aja, selagi lo masih sama gue aman. Lagian kenapa lo mau aja jalan sama Jeremy? udah tau dia banyak mata-mata"
"Gue kan gak tau Thar...Kalo tiba-tiba Kenya dateng beserta dayang-dayang nya gimana Thar?"
"Ya lo calm down aja, jangan panik, santai, ok"
Fathar menarik tubuhku menuju kelas. Sekarang pelajaran Pak Eddy, guru bahasa Perancis. Aku tidak terlalu paham dengan bahasa Perancis, tapi Fathar selalu menikmati tiap detik pelajaran pak Eddy.
"Ra, gue pindah sebentar ya, Jeremy mau ngomong sama lo"
Tepat satu setengah meter di depanku, Jeremy, so cool... eh? Ia menduduki bangku yang biasa di duduki Fathar.
"Ra, lo gak marah kan soal berita di mading? Jangan salah paham ya Ra, please, itu bukan akal-akalan gue, ini pasti dari orang-orang yang sirik sama lo kalo lo deket sama gue Ra.."
lo? gue?
"Ya, gue maafin kok. Yaudah gue mau belajar sama Fathar, tolong pergi dan gue mau Fathar yang duduk di sini, sorry" Jawabku membuang muka.
"Oke Ra kalo itu buat lo tulus maafin gue" Ia bangkit dari bangku Fathar. Aku tidak benar marah padanya, aku hanya ingin tau apa respon Jeremy kalo gue marah sama dia.
Tepat pukul 15.40 bel berbunyi menandakan sudah waktunya pulang. Seperti biasa Fathar selalu mengantarku pulang menggunakan motor vespa kesayangannya. Dasar cowok antik.
***
Aku men-check semua perlatan sekolah yang aku bawa besok pagi. Tetapi.. apa ini? Aku mengambil minibox berwarna pink gelap sama seperti minibox yang waktu itu aku dapat. Aku membuka tutup minibox itu dan... DEG... Mawar merah lagi.
Aku membaca kertas yang menggantung di bawah tangkai bunga ini, lagi:
"I'm sorry my princess, don't be sad. I will always with you.
Love: J"