Viewers

Sunday, March 15, 2015

Childhood [Part 2: Sekolah Dasar]

DI SD, aku duduk sebangku dengan teman waktu aku masih di taman kanak-kanak dulu, Ananda atau Nanda. Ia memiliki rambut panjang, kulitnya putih, dan postur tubuh yang kecil. Ia sangat lucu, ditambah lagi dengan suaranya yang cempreng. Namun aku tidak berteman dekat dengannya.
Ami? Ya, ia tidak bermain dengan ku, tapi aku tidak merasa cemburu atau sedih.
Hari pertama aku masuk sekolah, aku masih di temani ibuku sampai bel masuk, aku merupakan seorang yang amat sangat menyukai cemilan, di depan sekolah ku banyak sekali tukang jajanan yang menggoda seperti batagor, es kelapa, empek-empek, dan masih banyak lagi. Aku minta dibelikan batagor, lalu es kelapa, hingga uang jajan ku habis padahal belum masuk pelajaran, dan ibuku memarahiku.
“jajan banyak-banyak banget sih, besok mama kasih 1000 aja ya!”
“yah…mama jangan dong”
“ya lagian kamu kalo pegang uang boros banget sih”
“besok enggak lagi deh ma…”
Memang waktu itu jajanan belum mahal seperti sekarang, harga batagor dulu masih 500, tapi sekarang beli 1000 pun kadang tidak dikasih.
Semua yang dikatakan sama ibuku ternyata benar, keesokan harinya aku diberi uang jajan 1000.
“yah…mama masa 1000 doang sih”
“udah, daripada kamu boros, cukup-cukupin aja”
“yah..yaudah deh ma”
Untung istirahat hanya 1 kali, jadi aku tidak perlu banyak jajan. Aku satu sekolah dengan abangku, terkadang kalau abangku membeli batagor, aku suka minta, hehe. Ibuku berpesan, “jangan suka beli minum-minuman gelas, nanti batuk, pakai gula biang soalnya” aku selalu mengingat pesan dari ibuku, dan karena pada saat itu umurku masih sangat kanak-kanak, aku sangat patuh dengan kata-kata ibuku.
Pernah sekali aku tidak sengaja melihat abangku minum minuman gelas di kantin,
“kak, kan kata mama gak boleh minum gituan”
“sssttt…udah, jangan bilang-bilang mama lho”
Sepulang sekolah, aku pulang terlebih dahulu daripada abangku, aku langsung mengadu kepada ibuku tentang abangku di sekolah tadi
“mah..mah, masa tadi Ifa liat kakak minum minuman gelas gitu ma”
“wah kakak bandel ya, dibilang jangan minum begituan masih aja”
Tidak lama kemudian abangku pulang…
“kakak tadi di sekolah minum minuman gelas ya? Tanya ibuku
“enggak kok ma..kata siapa?”
“udah jujur aja deh..mama tau kok kamu bohong”
“iya, ma, kakak tadi beli minuman gelas di kantin”
“udah dibilangin jangan beli, masih aja beli”
“iya..besok enggak lagi kok ma”
Abangku langsung menghampiri ku…
“ini pasti Ifa bilang-bilang mama ya?”
“iya, lagian kakak beli gituan, kan gak boleh”
“awas ya, kalau Ifa ketahuan beli minuman gelas kakak bilangin mama lho”
“bilangin aja” nada ku meledek
Semenjak di SD ini, aku tidak terlalu sering bermain dengan Ami, ia suka mengajak teman sekelasnya bermain ke rumahnya. Tapi kalau ada temannya aku tetap ikutan bermain, namun aku merasa tidak nyaman, karena tidak enak seperti dulu.
Sesekali aku masih suka bermain ke rumah Ami, bermain dengan kakaknya.
“main restoran-restoranan aja yuk” Kata Ami,
“ayuk, aku jadi pembelinya ya” sambung aku
“teteh jadi pelayannya, Ami juga pembelinya”
“yaudah. Ibu mau pesan apa?”
“aku mau 1 gelas air manis hangat ya” aku pura-pura memesan
“kalau ibu mau apa?” kata teteh sambal menengok ke Ami
“aku mau jus jeruk satu ya”
“oke, tunggu sebentar ya, bu”
…………
“ini untuk ibu Ifa, 1 gelas air manis hangat, dan ini untuk ibu Ami, 1 gelas jus jeruk” teteh memberi 2 gelas, yang satu punyaku benar berisi air manis hangat, tetapi untuk Ami hanya air putih yang pura-pura sebagai jus jeruk
“aduh, airnya masih panas banget, tambahin air dong” akhrinya aku menambahkan sedikit air dingin, tetapi membuat rasanya menjadi tidak manis.
Lama kelamaan kepalaku terasa pusing karena terlalu banyak meminum air manis itu, karena tak tahan aku memuntahkan semuanya.
“kenapa Ifa?” Tanya teteh
“enggak apa-apa, tadi airnya bikin mual” jawabku
“oohh…”
Keesokan harinya, setelah pulang sekolah aku main ke rumah Ami, menonton VCD.
“mau nonton yang mana Fa?”
“Teletubies aja Mi, yang ini” aku memilih salah satu film kesukaanku ketika masih kecil dulu.
Dulu sewaktu aku masih di taman kanak-kanak, aku selalu bangun sangat pagi hanya untuk menonton acara Dora The Explorer atau Teletubies dari mulai jam setengah 5 pagi.
“Teletubies…Teletubies, berpelukan” suara dari TV.
“Mi, video-in dong pakai handphone papa kamu” seruku.
“tapi jangan lama-lama ya, takut dimarahin”
Saat di sekolah, aku bercerita tentang Teletubies kemarin di depan teman-teman Ami, teman-teman Ami hanya melihat ku dengar tatapan kebingungan dan Ami hanya senyam-senyum, jujur aku sangat kesal, tapi aku hanya diam dan melupakan hal itu. Ingin rasanya aku memarahi mereka, “ngapain sih lo pada ngeliatin gue!”
Pernah sekali waktu aku main ke rumah Ami, Ami sedang bermain dengan teman sekelasnya…
“eh Ifa, sini enggak apa-apa, ikutan” kata Ami
“ah enggak ah Mi, aku pulang aja” kataku merasa sedikit sedih
“udah gak apa-apa Ifa, ikutan aja” sambung ibunya Ami
“yaudah, deh”
Akhirnya aku ikut bermain bersama mereka, namun aku hanya diam dan tidak banyak bicara karena aku tidak kenal dengan mereka. Tidak lama kemudian aku pulang karena merasa kesal.
“lho kok udah pulang dek? Tumben, biasanya sampai sore” Tanya mama ku
“iya, ada temennya Ami ma, gak enak”
“oohh…siapa?”
“enggak tau, gak kenal”
Sebenarnya aku sangat tidak suka kalau ada orang lain antara aku dan Ami saat bermain, aku tidak ingin persahabatan aku dan Ami memiliki jarak. Aku itu orangnya apabila sudah klop dengan satu orang, tidak ingin ada yang mengganggu. Tapi lama-lama aku terbiasa tidak terlalu sering main dengan Ami.
Di kelasku, aku bermain dengan Diana, Nanda, Olla, Putri, dan Siti. Aku belum mengenal semua teman-teman sekelas ku padahal sudah lumayan lama. Pada saat naik-naikan ke kelas 2, aku mendapat peringkat 3 di kelas. Alhamdulillah.
“Ami, kamu peringkat berapa?” tanyaku
“gak tau, Fa” jawab Ami sambil menunduk.
Sesampainya di rumah aku tanya ibuku..
“Ma, mama tau gak Ami peringkat berapa? Masa tadi Ifa tanya Ami jawabnya nunduk gitu”
“Iya, ternyata Ami dapat peringkat 7” jawab mama
“oohhh..gitu”
Di kelas 2, aku juga tidak sekelas dengan Ami. Aku 2a, ia 2b. Sudah mulai mengenal banyak teman sekelasku, Fitri, Hikmah, Ria, Dinda, dan masih banyak lagi tapi aku lebih dekat dengan Diana. Fitri dan Hikmah adalah sahabat dekat, waktu itu ia sedang saling marahan. Teman-temanku sangat lucu bertanya “Ifa, kamu pilih siapa? Hikmah atau Fitri” aku jawab “Hikmah, deh”. Teman-teman ku ternyata banyak memilih hikmah, lalu salah satu temanku ada yang memberi tau “Fa, si Fitri kan nangis gara-gara yang milih dia sedikit”.
Kalau waktu dulu, aku merasa kasihan, tetapi sekarang aku ingin tertawa kalau mengingatnya. Dasar anak-anak. Berhari-hari Hikmah dan Fitri marahan akhirnya baikan juga, Fitri pun tidak perlu menangis lagi karena sedikit yang memilihnya, karena setiap hari teman ku selalu bertanya “pilih Hikmah atau Fitri?”. Anak-anak perempuan sekelas selalu mengikuti Hikmah kemana-mana, ke kantin, jalan-jalan mondar-mandir, bahkan buang sampah.
Saat pulang sekolah aku selalu bareng Ami dan Diana, hari ini begitu terik, Ami sangat lama keluar kelas, dan sebelum pulang ia membeli mainan dan memilihnya sangat lama
“Ami cepetan dong, panas nih” aku bergerutu
“sebentar dong, Ifa” jawabnya
“tapi ini panas banget” aku mengomel
“yaudah, deh!”
Ami jalan sangat cepat mendahului aku dan Diana, aku rasa ia marah, tapi lagian kan ini sangat terik. Aku ngoceh sepanjang jalan
“Ami kalau mau beli mainan milihnya jangan lama-lama dong, udah tau lagi panas banget, gerah tau, besok kan juga bias, gak jadi beli juga kan ujung-ujungnya”
Aku menggerutu tidak jelas sepanjang jalan, habismya aku kesal, entah kenapa. Kebesokannya Ami sama sekali tidak menegurku, sepertinya ia marah, ah tapi masa iya sih, aku tidak pernah berantem dengan Ami. Aku mencoba bertanya kepada Ami, dia marah atau tidak. Tapi ia hanya diam saja, pura-pura tidak mendengar. Aku bilang ke ibuku tentang Ami, ibuku juga bercerita ke ibunya Ami, ternyata Ami marah denganku, padahal aku hanya kesal kemarin saja tapi Ami sepertinya sakit hati, tapi aku sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata yang membuatnya sakit hati, aku hanya berkali-kali bilang “jangan lama-lama dong, udah tau panas banget”. Ternyata Ami sangat susah diminta maafnya, aku main ke rumahnya, ia tidak mau keluar, di sekolah aku minta maaf, aku dicuekin. Ya sudah, aku diam saja, hampir satu bulan aku dan Ami bertengkar, tidak pernah main ke rumah, tidak menegur, dan lain-lain. Sepertinya ibunya Ami membujuk Ami suapaya tidak terus marah-marahan denganku. Ibuku menyuruhku main ke rumah Ami.
“enggak ah, ma, nanti Ifa dicuekin”
“enggak..udah sana main”
“mama temenin Ifa, ya?”
“iya, ayuk mama anterin”
Aku sebenarnya takut ingin main ke rumah Ami, karena ia tidak mau di ajak mengobrol. Sampai di rumah Ami, ia senyum ke padaku lalu meminta maaf”
“Ifa, maafin aku, ya” katanya dengan nada sangat lembut
“iya, Mi, aku juga minta maaf ya”
“iya enggak apa-apa”
Sekarang Ami sudah punya teman main baru, namanya Nur, ia juga teman ku, tapi aku tidak terlalu mengenalnya. Aku normal-normal saja dengan Ami, namun Ami terlihat kaku. Aku sekarang jarang pulang sekolah bareng dengan Ami, tapi itu hanya awal-awal saja, lama-lama kami seperti biasa lagi.
Aku mendapat kabar bahwa Ami akan pindah rumah saat naik-naikan kelas 3 nanti. Tidak! Aku tidak mau berpisah dengan Ami, aku tidak mau jauh-jauh dengan Ami. Aku sangat sedih. Di sekolah aku tanya Ami, apakah ia akan benar ingin pindah rumah.
“Ami, emang kamu beneran mau pindah rumah?” tanya ku
“iya, Fa, nanti kalau aku kelas 3 aku pindah ke Bogor..”
“yahhhhh Ami….kita gak bisa main lagi dong”
“bisa kok, Fa, kalo kamu main ke rumah aku nanti”
“iya tapi kan jauh, Mi”
“iyaa..semoga aja aku sering-sering main ke sini”
“tapi aku gak mau kita pisah, Mi”
“iya, aku juga, Fa”
Di rumah, aku tanya ibuku
“ma, emang bener Ami mau pindah ke Bogor?”
“iya, katanya sih gitu”
“emang kenapa ma?”
“katanya rumahnya mau di pakai buat kantor”
“kantor siapa emangnya?”
“mama juga gak tau”
Aku sesering mungkin main ke rumah Ami, sampai malam pun aku bermain ke rumahnya. Sampai ada saudaranya pun aku tidak mau pulang. Aku ingat waktu masih TK dulu, aku sakit demam berdarah dengue berbarengan dengan Ami. Begitu lah sahabat, sakit pun bisa sama.
Pada saat mendekati hari Ami akan pindah rumah, aku main ke rumahnya hingga jam 9 malam.
“Ami, aku bakalan kangen sama kamu”
“iya aku juga”
Aku pulang ke rumah dengan wajah sedih. Di rumah ibuku bertanya “kok pulang?” mama…mama, rumah aku kan disini… “kalo boleh balik lagi sih Ifa balik lagi ma” jawab ku.
Keesokan harinya ternyata Ifa belum pergi, aku sangat senang karena bisa bermain lagi dengan Ami. Tapi semester 2 akan segera berakhir, dan cepat atau lambat Ami akan pindah. Tiba saatnya Ambil rapot naik-naikan kelas 3, aku kembali mendapat peringkat 3 di kelas. Beberapa hari kemudian ternyata waktunya Ami pindah, aku mendatangi rumahnya, barang-barangnya sudah di kemas.
“yah, Ifa jarang main lagi deh sama Ami” kata ibunya Ami
“iya..Ami main sering-seringin ke sini ya”
“iya, Ifa juga nanti nginap di sana ya”
“horeeee!!!”
Aku dan Ami hanya saling melempar senyum, tidak tahu apa yang akan di bicarakan. Tidak lama kemudian Ami berangkat bersama ayah dan ibunya, hal yang paling menyedihkan dalam hidupku. Aku berlari ke jalanan untuk melihat Ami.
“daaaahhhh Ami…” aku melambaikan tangan
“dadaaaa”
“daaahhhh”
Tidak bosan-bosannya aku melaimbaikan tangan hingga motor yang di naikinya tidak terlihat lagi, sampai motornya benar-benar tidak terlihat, aku pulang. Aku tidak menangis, mungkin terlalu sedih untuk di tangisi. Sepasang sahabat hampir 7 tahun pun harus berpisah. Aku masih terus membayani Ami, aku ingin mandi sore lagi bersamanya, makan satu piring dengannya, membereskan mainan yang berantakan, bermain scooter, berangkat sekolah bareng, pulang sekolah bareng. Aku pasti akan cemburu melihat Ami bermain dengan teman barunya. Aku tidak mau kalau aku tergantikan dengan teman barunya. Tapi keadaan membuat itu menjadi terbalik.

Saturday, March 14, 2015

Childhood [Part 1: Ami]

Aku rasa belum ada orang yang cocok bersahabat dengan ku. Sudah berulang kali aku mendapatkan teman dekat, namun tidak pernah bertahan lama.
Aku, Ifabella, atau biasa dipanggil Ifa. Aku berumur 14 tahun duduk di bangku kelas 2 SMP.
Sewaktu aku berumur 3 tahun, aku memiliki teman, teman dekat, sahabat, atau bahkan seperti saudara, bernama Isrami atau Ami. Kami berteman sangat akrab. Kami satu sekolah, setiap aku akan berangkat sekolah ia tidak pernah tidak menyampar ku.
"Ifa...!" 
"Iya sebentar ya"
"Ayuk cepetan keburu siang"
"Iyaudah yuk jalan"
Kami selalu diantar oleh orang tua kami. melewati pasar, menyeberangi rel, adalah hal yang selalu kami lakukan saat menuju sekolah.
Jarak rumah kami pun tidak terlalu jauh, setiap hari aku tidak pernah tidak pergi main ke rumahnya. Setiap pulang sekolah, aku ganti baju, makan, lalu pergi main ke rumah nya. Selalu begitu.
Mandi bareng, makan bareng, berangkat sekolah bareng, dan masih banyak.
Saat umurku 5 setengah tahun aku akan di masukkan ke sekolah dasar oleh ibuku. Namun saat pendaftaran guru nya bilang, "maaf ya, bu, umur anaknya belum cukup, sebaiknya satu tahun lagi." Ya, karena aku lahir di bulan november, umurku kurang 4 bulan pada saat itu. Tapi selain itu, aku juga belum mau masuk sekolah dasar karena Ami masih ingin paud. Hahahaha. Memang aku dengan Ami layaknya bayangan. Kalau aku tidak ada, yaa Ami pun juga tidak ada. Akhirnya aku dan Ami mengulang sampai tahun depan.
Hari ini kebetulan aku sudah rapih lebih dahulu dan Ami juga belum menyampar ku, aku pun menyamparnya.
"Ami...!"
"Iya masuk aja dulu"
"Mi udah jam segini, cepetan"
"Iya sebentar aku bedakan dulu"
"Haduhhh, kalau aku aja udah jam segini di suruh cepet-cepet"
"Iya sebentar"
"Itu bibirnya kenapa merah? Pakai lipstick ya?"
"Nggak kok, abis minum fanta tadi"
"Alah, bohong aja"
"Itu liat aja di kulkas, masih ada fanta nya"
"Iya deh, yaudah aku ke rumah dulu, ya, ambil tas"
"Iya nanti balik lagi ya"
"Iyee"
Seorang Ami, kalau aku tinggal berangkat sekolah duluan, pasti akan ngambek dan tidak mau berangkat sekolah, walaupun dia tau aku sudah di sekolah. Sebenarnya aku tidak tega meninggalkannya, tapi aku terkadang merasa geregetan kalau dia terlalu lama-lama siap-siap.
Walaupun terkadang aku suka meninggalkannya, ia tidak pernah marah.
Setelah pulang sekolah aku main ke rumahnya. Main ayunan, aku pusing kalau terlalu kencang apalagi sambil mengobrol, ingin muntah rasanya. Tapi Ami selalu mendorongnya kencang-kencang dan tertawa melihatku pegangan erat-erat pada pegangan ayunannya.
"Ami jangan kencang-kencang!! Pusing!!"
"Hahahahaha"
"Mual Miii...udahhh"
"Hahahhahaha"
"Udah ah turun aja!"
"Main file aja yuk, kamu ambil dong, Mi, file kamu"
"Iyaudah aku ambil dulu ya"
"Iya"
Aku pulang sebentar ke rumah untuk mengambile mainan file untuk anak-anak yang lembaran kertasnya bergambar-gambar lucu. Aku dan Ami sangat senang mengoleksinya, kalau ayah Ami membelikannya 1 pack, Ami akan membaginya. 
"Tukeran binder ya"
"Nih kamu pilih aja, 2 ya"
"Iya fa, aku mau yang ini"
"Iya ambil aja, aku suka yang ini, lucu..buat aku ya"
"Ah jangan ah, yang seperti itu jarang"
"Yah..ami, sama aku gini..."
"Enggak ah.."
"Main gunting batu kertas aja yuk"
Gunting batu kertas maksudnya, kami mengambil salah satu binder lalu suit gunting batu kertas, dan yang menang akan mendapat binder yang sudah kita ambil.
"Gunting batu kerrrrtas!"
"Yeeee aku menang! sini, fa, bindernya"
"Yahhh, nih, deh"
"Gunting batu kerrrrtas!"
"Horeee aku yang menang! Mana, Mi, bindernya"
"Uhh dasar!"
"Udah sore, mandi yuk!"
"Mandi bareng aja, fa"
"Yaudah aku ambil baju dulu ya, Mi"
"Oke, balik lagi ya"
"Iya"
Aku dan Ami terkadang mandi bersama di rumahnya. Selesai mandi, aku pulang ke rumah ku. Rasanya sama saja ya? Hehe.
Hari demi hari, bulan demi bulan, umurku sudah 6 setengah tahun. Aku pun mendaftar di sekolah dasar, yang sama dengan Ami. Memang tidak terpisahkan. Sekarang umurku sudah cukup, dan aku bersekolah di sekolah dasar dekat dengan rumahku.
Namun aku dengan Ami tidak satu kelas, aku 1a, ia 1b. Orang tuanya sengaja meminta agar aku dan Ami tidak satu kelas, karena apabila kita satu kelas lagi seperti waktu masih di taman kanak-kanak, Ami akan bergantung dengan ku.

Monday, January 19, 2015

When We Can Meet Again?

10 agustus 2013
Adalah hari dimana pertama kita bertemu
Masih ku ingat semua percakapan kita
Percakapan yang begitu singkat, padat, dan jelas
Masih ku ingat senyum manismu
Senyum yang begitu sempurna bagiku

15 agustus 2013
Adalah hari dimana terakhir kita bertemu
Sejak hari itu, kita belum pernah bertemu kembali
Aku ingin kita bertemu lagi
Melakukan hal konyol yang sebenarnya tidak lucu

Tertawa begitu kencang hanya karena sebuah komik 'Sinchan'
Bermain bulu tangkis yang sebenarnya aku tidak bisa
Jalan berdua di temani adikku
Berlagak tidak mau saat ditawari boneka
Mematikan lampu kamar saat aku didalamnya

Aku ingin semua itu terulang kembali
Aku rindu hal-hal indah yang pernah kita lakukan bersama
Aku rindu melebihi kata 'rindu'
Seandainya waktu bisa diputar
Aku akan meminta untuk mengulang semua itu

Sering kali aku menyembunyikan apa yang ingin ku katakan
Aku tidak berani mengatakannya
Aku ingin mengungkapkan kepadamu bahwa

Aku rindu padamu
Ingin rasanya aku menghabiskan waktuku bersamamu
Bukan maksudku untuk memaksa
Namun memang ini yang aku rasakan

Akan tetapi aku tahu
Bukan hanya aku yang merasakan ini
Begitu pula dengan mu

Jika kita akan bertemu lagi
Aku tidak bisa mengungkapkan bahagianya diriku dengan kata-kata
Dunia akan serasa milik kita berdua
Apabila kita bertemu..

Disuatu hari yang indah
Dikala matahari bersinar terang
Burung-burung berkicau bak bernyanyi
Sampai sang fajar memperlihatkan indahnya matahari terbenam

Dan apabila hari itu datang
Aku akan berterima kasih kepada matahari
Karena telah menyinari hari yang begitu berarti
Serta aku akan meminta sebuah permintaan kepada bulan
Untuk menyinari malam yang penuh kegelapan

Sunday, January 18, 2015

Dekat Di Hati - RAN

Dering teleponku membuatku tersenyum di pagi hari
Kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi
Entah mengapa aku merasakan hadirmu di sini
Tawa candamu menghibur saatku sendiri

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku slalu menunggu saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati 

Dering teleponku membuatku tersenyum di pagi hari
Tawa candamu menghibur saatku sendiri

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku slalu menunggu saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku slalu menunggu saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun kau dekat di hati

Jarak dan waktu takkan berarti
Karena kau akan selalu di hati
Bagai detak jantung yang kubawa kemanapun kupergi

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati
dekat di hati
dekat di hati 

Problem - Ariana Grande

[Iggy:]
Uh huh!
It's Iggy Iggs!
I got one more problem with you girl
One less one less!
Problem

[Ariana Grande:]
Hey baby even though I hate ya!
I wanna love ya
I want you!
And even though I can't forgive you
I really want ta
I want you!

Tell me, tell me baby
Why can't you leave me?
Cause even though I shouldn't want it
I gotta have it
I want you!

Head in the clouds
Got no weight on my shoulders
I should be wiser
And realize that I've got

[Big Sean:]
One less problem without ya!
I got!
One less problem without ya!
I got!
One less problem without ya!
[Ariana Grande:]
I got one less, one less problem
[Big Sean:]
One less problem without ya
I got!
One less problem without ya!
I got!
One less problem without ya!
[Ariana Grande:]
I got one less, one less problem

[Ariana Grande:]
I know you're never gonna wake up
I gotta give up
But it's you!
I know I shouldn't ever call back
Or let you come back
But it's you!
Every time you touch me
And say you love me
I get a little bit breathless
I shouldn't want it
But it's you!

Head in the clouds
Got no weight on my shoulders
I should be wiser
And realize that I've got

[Big Sean:]
One less problem without ya!
I got!
One less problem without ya!
I got!
One less problem without ya!
[Ariana Grande:]
I got one less, one less problem
[Big Sean:]
One less problem without ya
I got!
One less problem without ya!
I got!
One less problem without ya!
[Ariana Grande:]
I got one less, one less problem

[Iggy:]
It's Iggy Iggs!
Uh!
What you got?
Smart money bettin'
I'll be better off without you
In no time
I'll be forgettin' all about you
You saying that you know
But I really really doubt you
Understand my life is easy
When I ain't around you
Iggy Iggy
To biggie to be here stressin'
I'm thinkin' I love the thought of you
More than I love your presence
And the best thing now
Is probably for you to exit
I let you go
Let you back
I finally learned my lesson!
No half-stepping
Either you want it or you just playin'
I'm listening to you knowin'
I can't believe what you're sayin'
There's a million you's baby boo
So don't be dumb
I got 99 problems
But you won't be one
Like what!

[Ariana Grande:]
One less, one less problem
One less, one less problem

Head in the clouds
Got no weight on my shoulders
I should be wiser
And realize that I've got (I've got)

[Big Sean:]
One less problem without ya!
I got!
One less problem without ya!
I got!
One less problem without ya!
[Ariana Grande:]
I got one less, one less problem
[Big Sean:]
One less problem without ya
I got!
One less problem without ya!
I got!
One less problem without ya!
[Ariana Grande:]
I got one less, one less problem
[Big Sean:]
One less problem without ya
I got!
One less problem without ya!
I got!
One less problem without ya!
[Ariana Grande:]
I got one less, one less problem

Break Free - Ariana Grande

If you want it, take it
I should've said it before
Tried to hide it, fake it
I can't pretend anymore

I only want to die alive
Never by the hands of a broken heart
Don't wanna hear you lie tonight
Now that I've become who I really am

This is the part when I say I don't want ya'
I'm stronger than I've been before
This is the part when I break free
'Cause I can't resist it no more

This is the part when I say I don't want ya'
I'm stronger than I've been before
This is the part when I break free
'Cause I can't resist it no more

You were better, deeper
I was under your spell
Like a deadly, fear I am, babe
On the highway to hell

I only want to die alive
Never by the hands of a broken heart
Don't wanna hear you lie tonight
Now that I've become who I really am

This is the part when I say I don't want ya'
I'm stronger than I've been before
This is the part when I break free
'Cause I can't resist it no more

This is the part when I say I don't want ya'
I'm stronger than I've been before
This is the part when I break free
'Cause I can't resist it no more

(No more, baby, oooh)
Thought on your body
I came alive
It was lethal
It was fatal
In my dreams it felt so right
But I woke up, and pretend
Oh baby

This is the part when I say I don't want ya'
I'm stronger than I've been before
This is the part when I break free
'Cause I can't resist it no more

This is the part when I say I don't want ya'
I'm stronger than I've been before
This is the part when I break free
'Cause I can't resist it no more

Human - Christina Perri

I can hold my breath
I can bite my tongue
I can stay awake for days
If that's what you want
Be your number one

I can fake a smile
I can force a laugh
I can dancing play apart
If that's what you ask
Give you all I am

I can do it
I can do it
I can do it

But I'm only human
And I bleed when I fall down
I'm only human
And I crash and I break down
Your words in my head
Knives in my heart
You build me up and then I fall apart
'Cause I'm only human

I can turn it on
Be a good machine
I can hold the weight of world
If that's what you need
Be your everything

I can do it
I can do it
I'll get through it

But I'm only human
And I bleed when I fall down
I'm only human
And I crush and I break down
Your words in my head
Knives in my heart
You build me up and then I fall apart
'Cause I'm only human

I'm only human
I'm only human
Just a little human

I can take so much
Till I've had enough

'Cause I'm only human
And I bleed when I fall down
I'm only human
And I crush and I break down
Your words in my head
Knives in my heart
You build me up and then I fall apart
'Cause I'm only human

Saturday, January 17, 2015

Blank Space - Taylor Swift

Nice to meet you, where you been?
I could show you incredible things
Magic, madness, heaven sin
Saw you there and I thought
Oh my God, look at that face
You look like my next mistake
Love's a game, want to play

New money, suit and tie
I can read you like a magazine
Ain't it funny, rumors, lie
And I know you heard about me
So hey, let's be friends
I'm dying to see how this one ends
Grab your passport and my hand
I can make the bad guys good for a weekend

So it's gonna be forever
Or it's gonna go down in flames
You can tell me when it's over
If the high was worth the pain
Got a long list love ex-lovers
They'll tell you I'm insane
'Cause you know I love the players
And you love the game

'Cause we're young and we're reckless
We'll take this way too far
It'll leave you breathless
Or with a nasty scar
Got a long list love ex-lovers
They'll tell you I'm insane
But I've got a blank space baby
And I'll write your name

Cherry lips, crystal skies
I could show you incredible things
Stolen kisses, pretty lies
You're the King baby, I'm your Queen
Find out what you want
Be that girl for a month
Wait the worst is yet to come

Oh no, screaming, crying, perfect storm
I can make all the tables turn
Rose garden, filled with thorns
Keep you second guessing like
"Oh my God, who is she?"
I get drunk on jealousy
But you'll comeback each time you leave
'Cause darling I'm a nightmare dressed like a day dream

So it's gonna be forever
Or it's gonna go down in flames
You can tell me when it's over
If the high was worth the pain
Got a long list love ex-lovers
They'll tell you I'm insane
'Cause you know I love the players
And you love the game

'Cause we're young and we're reckless
We'll take this way too far
It'll leave you breathless
Or with a nasty scar
Got a long list love ex-lovers
They'll tell you I'm insane
But I've got a blank space baby
And I'll write your name

Boys only want love if it's torture
Don't say I didn't, say I didn't warn ya
Boys only want love if it's torture
Don't say I didn't, say I didn't warn ya

So it's gonna be forever
Or it's gonna go down in flames
You can tell me when it's over
If the high was worth the pain
Got a long list love ex-lovers
They'll tell you I'm insane
'Cause you know I love the players
And you love the game

'Cause we're young and we're reckless
We'll take this way too far
It'll leave you breathless
Or with a nasty scar
Got a long list love ex-lovers
They'll tell you I'm insane
But I've got a blank space baby
And I'll write your name

Friday, January 16, 2015

Back To December - Taylor Swift

 I’m so glad you made time to see me
How’s life, tell me how’s your family
I haven’t seen them in a while
You’ve been good, busier then ever
We small talk, work and the weather
Your guard is up and I know why

‘Cause the last time you saw me
Is still burned in the back of your mind
You gave me roses and I left them there to die

(Chorus)
So this is me swallowing my pride standing in front of you saying I’m sorry for that night
And I’d go back to December all the time
It turns out freedom ain’t nothing but missing you Wishing I’d realized what I had when you were mine
I’d go back to December turn around and make it all right
I go back to December all the time

These days I haven’t been sleeping
Staying up playing back myself leaving
When your birthday passed and I didn’t call
And I think about summer, all the beautiful times
I watched you laughing from the passenger side and realized I loved you in the fall
And then the cold came, the dark days when fear crept into my mind
You gave me all your love and all I gave you was goodbye

(Chorus)
So this is me swallowing my pride standing in front of you saying I’m sorry for that night
And I’d go back to December all the time
It turns out freedom ain’t nothing but missing you Wishing I’d realized what I had when you were mine
I’d go back to December turn around and make it all right
I go back to December all the time

I miss your tan skin, your sweet smile, so good to me, so right
And how you held me in your arms that September night,
The first time you ever saw me cry
Maybe this is wishful thinking
Probably mindless dreaming
If we loved again I swear I’d love you right

I’d go back in time and change it but I can’t
So if the chain is on your door, I understand

(Chorus)
But this is me swallowing my pride standing in front of you saying I’m sorry for that night
And I’d go back to December
It turns out freedom ain’t nothing but missing you Wishing I’d realized what I had when you were mine
And I'd go back to December turn around and make it all right
I go back to December all the time

The Longer, The More I Love Him

Awalnya ini terasa biasa saja
Namun, semakin lama semakin kukenal
Aku merasa ada sesuatu yang janggal
Ia lebih memerhatikan ku
Ia mencoba menunjukan rasa perhatiannya kepadaku
Dan sampai akhirnya aku mengetahui bahwa ia menyayangiku

Entah mengapa, aku merasa senang saat ia memperhatikan ku
Menanyakan bagaimana keadaanku
Bahkan terkadang aku merasa seperti melayang
Hingga aku menyadari bahwa aku juga menyayanginya

Suatu hari, ia mengungkapkan perasaannya kepada ku
Ia menekankan bahwa ia menyayangiku
Aku pun juga mengungkapkan tentang perasaan ku
Dan sejak hari itu, aku memulai hubungan dengannya

Hari-hari pun terasa berbeda
Terasa seperti lebih berwarna
Semakin lama, aku semakin menyayanginya
Aku tak tahu mengapa bisa datang secepat ini

Namun, semakin lama pula, semakin sering kami bertengkar
Walau hanya hal sepele
Tapi bagi kami pertengkaran tidak seberapa
Tidak memengaruhi rasa sayang kami

Waktu terus berjalan
Tak terasa kami telah menjalaninya selama ini
Sama seperti dahulu, semakin lama, semakin ku menyayanginya
Aku tidak mengerti mengapa aku merasa amat begitu menyayanginya

Satu tahun sudah aku menjalani hubungan ini bersamanya
Namun disuatu hari..
Di hari itu ia tidak bisa di hubungi seharian
Aku merasa takut dan khawatir
Tiba jam 20:00 ia baru menghubungiku
Aku senang namun juga merasa kesal
Ini tidak seperti yang kuharap
Ia mengatakan kepadaku bahwa
"Hubungan kita cukup sampai disini"

Seketika air mata mengalir di pipiku
Seketika hatiku terasa hancur sehancur-hancurnya
Aku ingin marah sejadi-jadinya!
Aku ingin menangis sejadi-jadinya!
Aku ingin teriak sekeras mungkin!
But I can't! Aku tidak bisa meluapkan emosiku sepenuhnya
Aku tidak mengerti alasan yang ia beri kepada ku
Aku tidak tahu apa-apa di hari itu

Dan sejak hari itu
Tidak ada yang spesial lagi
Tidak ada yang membuat ponselku selalu berdering
Tidak ada yang meneleponku sampai berjam-jam
Tidak ada yang membuatku tertawa sendiri dengan ponsel

Aku ingin itu semua kembali
Kembali seperti dahulu
Yang selalu membuat hari-hari ku terasa spesial
Yang selalu membuat ponselku berdering setiap saat
Yang selalu menelepon ku sampai berjam-jam
Yang selalu membuatku tertawa-tawa sendiri dengan ponsel

Tetapi lama-kelamaan aku mulai terbiasa dengan hari-hariku
Di sekolah, aku mempunyai 3 orang teman dekat
Kami sangat akrab, seperti sahabat
Sampai aku memiliki rasa dengan salah satu dari mereka
Namun perasaan tak bisa membohongi..
Aku juga masih menyayangi kekasihku yang dulu

Dan ternyata teman yang aku sukai juga menyukaiku
Aku merasa cukup senang
Tak beberapa lama kemudian, aku menjalani hubungan baru dengan temanku
Namun itu tidak seperti yang aku harapkan
Ia berbeda jauh dengan kekasihku dulu

Hingga akhirnya aku memutuskan hubungan kami
Aku sudah hambar dengan dia
Aku ingin kita berteman saja
Aku dengan dia hanya sebentar

Sejak itu, aku sering berhubungan kembali dengannya (kekasihku dulu)
Dia bilang dia ingin kembali bersamaku
Begitu pun juga aku..
Seperti yang sudah aku katakan,
Perasaan tidak bisa di bohongi
Aku masih menyayanginya

Dan akhirnya aku pun menjalin hubungan kembali bersamanya
Awalnya ini terasa sangat berbeda
Aku menyadari perubahan di dirinya
Mungkin karena kita belum terbiasa seperti dulu

Tetapi lama-kelamaan semua berjalan normal lagi
Aku sangat rindu moment-moment seperti ini
Bercanda, tertawa (dengan ponsel)
Aku sangat senang karena akhirnya aku dapat kembali merasakan ini
Mungkin kalimat ini akan ku ulang kembali untuk ketiga kalinya
"Semakin lama, semakin ku menyayanginya"